CYBER CRIME
KASUS CYBERCRIME DI INDONESIA DAN LUAR NEGERI
Cybercrime
adalah sebuah tindak criminal yang dilakukan dengan menggunakan teknologi komputer
dan jaringan sebagai alat kejahatan utama dalam melakukan kejahatan ini.
Cybercrime merupakan kejahatan yang memanfaatkan perkembangan teknologi komputer
khususnya jaringan internet. Cybercrime dapat kita definisikan sebagai
perbuatan melanggar hukum dengan memanfaatkan teknologi komputer yang memiliki
basis pada kecanggihan perkembangan teknologi internet. Biasanya, Cybercrime
membahayakan seseorang atau sebuah instansi dengan melakukan pencurian data
hingga keuangan.
Ada
banyak sekali tentang masalah pribadi yang terjadi akibat cybercrime. Biasanya,
informasi pribadi yang kita miliki bisa disebarluaskan ke publik bahkan ada
yang diperjual belikan kepada pihak yang menginginkan hal pribadi tersebut.
Hal apa saja sih yang termasuk kedalam Cyber Crime?
Ada beberapa jenis cyber crime yang dapat kita ketemui ketika beraktivitas di dunia maya, antara lain:
1. WEBSITE DPR RI DOWN DAN BERGANTI NAMA
Pada
tahun 2020 silam, publik indonesia pernah dibuat geger karena dunia Cyber yang
sering kita kenal dengan sebutan hacktivism, yaitu melakukan Hack pada website
resmi pemerintah dengan tujuan untuk menyuarakan sesuatu kepada pemerintah. Dan
website yang terkena ialah website resmi DPR RI.
Mulanya
publik indonesia dibuat tidak bisa untuk mengunjungi website DPR ini dikarenakan
adanya down pada sistem laman dpr.go.id.
Pada saat itu, indra iskandar yang menjabat sebagai Sekjen DPR RI, ia menegaskan bahwa insiden yang
dialami pada laman web DPR itu terjadi karena traffic terlalu besar.
“…memang berat dibuka karena banyak sekali yang
mengakses,” kata Indra. Pasalnya, traffic yang biasanya berkisar 100 user,
melonjak jadi 2000.
Setelah diusut kembali, ternyata lonjakan yang terdapat
pada website tersebut yang menyebabkan down nya pada lama dpr.go.id dikarenakan
imbas dari serangan DDOS. Tapi ternyata, error ini adalah sebuah pintu
masuk yang sengaja dibuat oleh hacktivist. Oknum ini kemudian melakukan deface pada
website.
Begitu publik bisa mengakses situs ini, mereka akan
membaca tulisan Dewan Pengkhianat Rakyat. Kabarnya, ini adalah sebuah aksi
protes yang dilayangkan oleh hacktivist untuk menolak UU Cipta Kerja. Insiden
ini pun heboh dan merajai trending topic Twitter.
Tim IT DPR RI pun segera menurunkan website dan
melakukan maintenance. Walau akhirnya situs berhasil pulih, web menjadi lebih
lemot gara-gara terimbas serangan virus.
2. DATABASE KEJAKSAAN AGUNG RI JEBOL
Selalu ada saja celah bagi seorang Hacker untuk menyenggol webiste yang
punya celah keamanan. Seperti seorang remaja melakukan tindakan ini yang
berumur 16 tahun dari lahat ini lakukan.
Gara-gara bosan sekolah jarak jauh yang dialami oleh
sekolah sekolah yang ada di indonesia sejak pandemi Corona pada 2021 silam, MFW
alias Gh05t666nero mengisi waktu luang nya dengan melakukan hack kepada situs
Kejaksaan Agung RI.
Akibat keisengan Gh05t666nero yang dia lakukan tersebut, situs resmi Kejaksaan Agung RI kena deface sehingga membuat tampilannya berubah. Di situsnya tertera pesan yang bernada sebuah protes dan cap merah HACKED.
Tak hanya itu saja yang remaja ini
lakukan, Gh05t666nero juga menjebol database yang ada di
website Kejaksaan Agung dan kemudian dia menjual 3.086.224 data
kepegawaian kepada RAID Forums seharga Rp400 ribu.
Kasus ini selesai setelah MFW atau Gh05t666nero
diamankan oleh tim Kejaksaan Negeri Lahat dan Kejaksaan Tinggi Sumatera
Selatan. Meski begitu, Kejaksaan tetap meminta pengguna aplikasi internal
Kejaksaan untuk mengganti password, agar tindakan yang terjadi ini tidak terulang
kembali
Sedikit info untuk semuanya, hal ini bukan kali pertama
situs Kejagung terkena hack. Di tahun 2017 silam, Kejagung juga pernah kena
deface sehingga website-nya menampilkan gambar Harley Queen dan pesan bernada
protes dari hacktivist.
3. WEBSITE BERITA TEMPO LUMPUH
Melihat kebelakang pada tahun 2020, portal berita ternama
yaitu berita Tempo Media juga pernah menjadi sasaran dari haktivism. Hal
tersebut telah membuat ke 4 kalinya terkena hack.
Awalnya, hacker hanya mengalihkan server DNS Tempo
sehingga membuat website tersebut lumpuh dan mengalami down. Namun, ternyata
pada tahun 2020 untuk kali 4 ini bombardir hacker makin menjadi-jadi.
Tak hanya mengambil alih situs Tempo Media, hacktivist
juga melakukan deface. Alhasil,membuat website Tempo
berubah menjadi hitam dan memutar lagu Gugur Bunga. Oknum tersebut juga
menuliskan pesan-pesan terkait stop hoax didalam website tersebut.
Menurut Syaifuddin, S. Kom., M.Kom., pakar hacker ternama
Indonesia, kasus hal ini mungkin terjadi karena adanya kesalahan saat membuat
website.
“Bisa jadi ada kesalahan memasukkan kode-kode tertentu
saat awal membuat (website). Nah, kesalahan ini jadi celah oknum yang tidak
bertanggung jawab untuk ‘mengganggu’,” tutur Syaifuddin.
Meskipun akhirnya Tempo berhasil merebut kendali website
yang mereka miliki, ancaman hack tidak hilang begitu saja.
Syaifuddin menegaskan bahwa hacking website ini bisa
berakibat fatal. Seperti gangguan sistem hingga pencurian informasi sensitif
seperti password.
4. PERETASAN SITUS BPJS KESEHATAN
Pada bulan Mei 2021, Kasus hacking di Indonesia dengan insiden
kebocoran data juga pernah dialami oleh website Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Kesehatan, yakni bpjs-kesehatan.go.id diduga telah diretas oleh oknum yang
tidak bertanggung jawab. Hal ini membuat data 279 juta penduduk Indonesia bocor
dan dijual di forum online Raid Forums oleh akun bernama “Kotz”.
Dataset berisi NIK, nomor ponsel, e-mail, alamat, hingga gaji yang dimiliki penduduk indonesia tersebut dijual seharga 0,15 bitcoin, atau setara Rp84,4 juta rupiah. Sebagai antisipasi untuk mencegah kembali penyebaran data yang lebih luas, Kominfo kemudian mengajukan pemutusan akses terhadap tautan untuk mengunduh data pribadi tersebut dan memblokir Raid Forums.
5. SERANGAN DEFACE WEBSITE SEKRETARIAT KABINET RI
Korban kasus serangan hacker di indonesia selanjutnya
dialami oleh website Sektretariat kabinet RI yakni setkab.go.id yang terkena serangan deface. Deface website ini memungkinkan seorang hacker untuk
bisa mengubah tampilan situs target sasarannya. Diduga, peretasan ini dilakukan
untuk sebuah keuntungan ekonomi yakni dengan menjual script backdoor dari website korbannya
kepada pihak yang menginginkannya.
Pada awalnya, situs Setkab.go.id diretas
sehingga tak bisa diakses oleh publik. Kemudian tampilan website tersbeut
berubah menjadi hitam dengan foto demonstran membawa bendera merah putih
ddengan sebuah tulisan “Padang Blackhat ll Anon Illusion Team Pwned By Zyy Ft
Luthfifake”. Menurut penyelidikan polisi indonesia, peretasan ini terjadi
akibat adanya kelemahan sistem keamanan dan kelengahan dari operator.
Setelah melihat kilas balik perjalanan kasus hacking di Indonesia, sekarang kita akan melihat website di luar negeri yang pernah menjadi sasaran empuk cyber crime.
1. GOOGLE CHINA
Pada tahun tahun 2009 silam, Google China yang telah diluncurkan tiga tahun
sebelumnya mengalami sebuah serangkaian serangan siber.
Serangan
tersebut dinamai dengan Operation Aurora berhasil mencuri intellectual
property dari Google. Serangan ini ternyata tidak hanya menyasar Google saja, tetapi
ada sebanyak 30 perusahaan besar china lainnya juga mengalami serangan malware.Telah
dilaporkan bahwa serangan ini merupakan upaya untuk mendapatkan akses ke
akun-akun milik para aktivis publik di China.
Dalam
sebuah postingan di sebuah blog di awal tahun 2010, Google menegaskan bahwa
serangan yang telah terjadi tersebut tidak mencapai tujuannya dan hanya
dua akun Gmail yang berhasil diakses oleh hacker tersebut. Itupun hanya
sebagian saja yang berhasil diakses.
Hasil
penelusuran memperlihatkan bahwa serangan tersebut berasal dari dua sekolah di
China yang ditengarai bermitra dengan kompetitor Google yang berasal dari
negeri tirai bambu itu.
2. HACKER MENCURI UANG TRILIYUNAN DARI BANK DUNIA
Pada awal tahun 2015, sebuah kelompok peretas yang
berbasis di rusia berhasil mendapatkan akses untuk mengamankan sebuah informasi
dari lebih dari 100 institusi di seluruh dunia.
Sekelompok hacker ini menggunakan malware untuk menyusup
ke sistem komputer bank dunia dan mengumpulkan data pribadi yang ada didalamnya,
mereka kemudian dapat meniru staf bank online untuk mengotorisasi transfer
curang dan bahkan memesan mesin ATM untuk mengeluarkan uang tunai tanpa kartu
bank. Telah diperkirakan sekitar 650 juta ( 11 Triliun ) dicuri dari lembaga
keuangan secara total keseluruhan ini.
3. NASA DAN DEPARTEMEN PERTAHANAN AS
Pernahkah kalian mendengar seorang anak remaja pernah
melakukan peretasan untuk pertama kalinya?
Kasus cyber crime yang sudah lumayan tua dan pernah heboh
dimasanya ini terjadi pada tahun 1999 dan dilakukan oleh peretas berusia 15
tahun bernama Jonathan James. James berhasil menembus Pertahanan AS dan
memasang backdoor pada server mereka . Hal ini memungkinkan peretas untuk bisa
membuat mencegat ribuan email internal dari nama pengguna dan kata sandi untuk
berbagai komputer militer. Dengan data-data yang didapatkan tersebut, James
dapat mencuri software NASA yang dikabarkan memiliki nilai sekitar 1.7 juta
dollar. Karena tindakan tersebut , james ditangkap dan dijatuhi hukuman.
4. PLAYSTATION NETWORK TERKENA HACK
Pada tahun 2011, Playstation network pernah mengalami Serangan,
hal ini terungkap saat Sony menemukan beberapa fungsi yang ada di PlayStation
Network mengalami gangguan. Walaupun serangan yang berlangsung hanya selama 2
hari, tetapi dampak yang terjadi tersebut membuat layanan online PlayStation
selama hampir satu bulan dan 77 juta akun terekspos selama 23 hari.
Bersamaan dengan hal itu, data pada 12.000 kartu kredit
dicuri. Akibatnya, Sony dipanggil oleh US House of Representatives dan
selanjutnya, Sony dikenai denda sebesar seperempat juta pound oleh British
Information Commissioners Office karena dianggap tidak menerapkan security measures
yang memadai. Insiden yang berlangsung selama 23 hari ini menimbulkan biaya
hingga £140 juta atau sekitar Rp2,8 triliun.
5. SONY PICTURES ENTERTAIMENT
Tepat tiga tahun setelah insiden yang mengalami PlayStation Network, semua mata dunia kembali tertuju pada Sony di tahun 2014. Kali ini data data rahasia yang ada pada Sony Pictures Entertainment yang diretas oleh hacker tak bertanggung jawab.
Sebuah kelompok yang menamai diri mereka ‘Guardians of Peace’ atau penjaga perdamaian yang mengklaim bahwa dirinya ada di balik serangan pada Sony Pictures Entertaiment dan mereka telah memperoleh akses setahun kepada Sony sebelum diketahui publik di tahun 2014. Data data yang mereka akses oleh para peretas adalah data karyawan SPE dan keluarganya, seperti data e-mail, alamat, dan informasi keuangan.
Data lain yang diambil peretas adalah skrip dari film-film yang akan dirilis SPE dan catatan kesehatan para aktor ternama.
Sony harus menyisihkan dana sebesar US$15 juta untuk menangani insiden ini, tapi tidak mampu menghentikan kebocoran data yang terjadi.
Film berjudul The Interview harus ditarik dari peredaran setelah mendapat ancaman dari kelompok GOP.
Komentar
Posting Komentar