CYBER CRIME

KASUS CYBERCRIME DI INDONESIA DAN LUAR NEGERI 


Seiring dengan perkembangannya dunia Cyber, kalian harus mengetahui nya agar bisa mencegah dan menghindari hal ini. Mari kita bahas dan pahami apa itu Cybercrime dan kenapa kasus ini banyak sekali terjadi di indonesia bahkan di luar negeri.

Cybercrime adalah sebuah tindak criminal yang dilakukan dengan menggunakan teknologi komputer dan jaringan sebagai alat kejahatan utama dalam melakukan kejahatan ini. Cybercrime merupakan kejahatan yang memanfaatkan perkembangan teknologi komputer khususnya jaringan internet. Cybercrime dapat kita definisikan sebagai perbuatan melanggar hukum dengan memanfaatkan teknologi komputer yang memiliki basis pada kecanggihan perkembangan teknologi internet. Biasanya, Cybercrime membahayakan seseorang atau sebuah instansi dengan melakukan pencurian data hingga keuangan.

Ada banyak sekali tentang masalah pribadi yang terjadi akibat cybercrime. Biasanya, informasi pribadi yang kita miliki bisa disebarluaskan ke publik bahkan ada yang diperjual belikan kepada pihak yang menginginkan hal pribadi tersebut.

Hal apa saja sih yang termasuk kedalam Cyber Crime?

Ada beberapa jenis cyber crime yang dapat kita ketemui ketika beraktivitas di dunia maya, antara lain:

1. Akses Ilegal
2. Phising
3. Penipuan OTP
4. Kejahatan Konten Ilegal
5. Cyber Terorism

Bagaimana cara kita mengatasi tentang cyber crime?

1. Memasang perlindungan ketat pada perangkat
2. Memasang SSL pada website perusahaan
3. Lakukan Backup Data

Setelah kita memahami dan mengetahui apa itu cyber crime dan cara mencegah hal ini. Inilah beberapa kasus Cyber Crime yang terjadi di indonesia dan luar negeri :

1. WEBSITE DPR RI DOWN DAN BERGANTI NAMA

Pada tahun 2020 silam, publik indonesia pernah dibuat geger karena dunia Cyber yang sering kita kenal dengan sebutan hacktivism, yaitu melakukan Hack pada website resmi pemerintah dengan tujuan untuk menyuarakan sesuatu kepada pemerintah. Dan website yang terkena ialah website resmi DPR RI.

Mulanya publik indonesia dibuat tidak bisa untuk mengunjungi website DPR ini dikarenakan adanya down pada sistem laman dpr.go.id.

Pada saat itu, indra iskandar yang menjabat sebagai Sekjen DPR RI, ia menegaskan bahwa insiden yang dialami pada laman web DPR itu terjadi karena traffic terlalu besar.

“…memang berat dibuka karena banyak sekali yang mengakses,” kata Indra. Pasalnya, traffic yang biasanya berkisar 100 user, melonjak jadi 2000.

Setelah diusut kembali, ternyata lonjakan yang terdapat pada website tersebut yang menyebabkan down nya pada lama dpr.go.id dikarenakan imbas dari serangan DDOS. Tapi ternyata, error ini adalah sebuah pintu masuk yang sengaja dibuat oleh hacktivist. Oknum ini kemudian melakukan deface pada website.


Begitu publik bisa mengakses situs ini, mereka akan membaca tulisan Dewan Pengkhianat Rakyat. Kabarnya, ini adalah sebuah aksi protes yang dilayangkan oleh hacktivist untuk menolak UU Cipta Kerja. Insiden ini pun heboh dan merajai trending topic Twitter.

Tim IT DPR RI pun segera menurunkan website dan melakukan maintenance. Walau akhirnya situs berhasil pulih, web menjadi lebih lemot gara-gara terimbas serangan virus.

2. DATABASE KEJAKSAAN AGUNG RI JEBOL

Selalu ada saja celah bagi seorang Hacker untuk menyenggol webiste yang punya celah keamanan. Seperti seorang remaja melakukan tindakan ini yang berumur 16 tahun dari lahat ini lakukan.

Gara-gara bosan sekolah jarak jauh yang dialami oleh sekolah sekolah yang ada di indonesia sejak pandemi Corona pada 2021 silam, MFW alias Gh05t666nero mengisi waktu luang nya dengan melakukan hack kepada situs Kejaksaan Agung RI. 

Akibat keisengan Gh05t666nero yang dia lakukan tersebut, situs resmi Kejaksaan Agung RI kena deface sehingga membuat tampilannya berubah. Di situsnya tertera pesan yang bernada sebuah protes dan cap merah HACKED.


Tak hanya itu saja yang remaja ini lakukan, Gh05t666nero juga menjebol database yang ada di website Kejaksaan Agung dan kemudian dia menjual 3.086.224 data kepegawaian kepada RAID Forums seharga Rp400 ribu.

Kasus ini selesai setelah MFW atau Gh05t666nero  diamankan oleh tim Kejaksaan Negeri Lahat dan Kejaksaan Tinggi Sumatera Selatan. Meski begitu, Kejaksaan tetap meminta pengguna aplikasi internal Kejaksaan untuk mengganti password, agar tindakan yang terjadi ini tidak terulang kembali

Sedikit info untuk semuanya, hal ini bukan kali pertama situs Kejagung terkena hack. Di tahun 2017 silam, Kejagung juga pernah kena deface sehingga website-nya menampilkan gambar Harley Queen dan pesan bernada protes dari hacktivist.

3. WEBSITE BERITA TEMPO LUMPUH

Melihat kebelakang pada tahun 2020, portal berita ternama yaitu berita Tempo Media juga pernah menjadi sasaran dari haktivism. Hal tersebut telah membuat ke 4 kalinya terkena hack.

Awalnya, hacker hanya mengalihkan server DNS Tempo sehingga membuat website tersebut lumpuh dan mengalami down. Namun, ternyata pada tahun 2020 untuk kali 4 ini bombardir hacker makin menjadi-jadi.


Tak hanya mengambil alih situs Tempo Media, hacktivist juga melakukan deface. Alhasil,membuat website Tempo berubah menjadi hitam dan memutar lagu Gugur Bunga. Oknum tersebut juga menuliskan pesan-pesan terkait stop hoax didalam website tersebut.

Menurut Syaifuddin, S. Kom., M.Kom., pakar hacker ternama Indonesia, kasus hal ini mungkin terjadi karena adanya kesalahan saat membuat website.

“Bisa jadi ada kesalahan memasukkan kode-kode tertentu saat awal membuat (website). Nah, kesalahan ini jadi celah oknum yang tidak bertanggung jawab untuk ‘mengganggu’,” tutur Syaifuddin.

Meskipun akhirnya Tempo berhasil merebut kendali website yang mereka miliki, ancaman hack tidak hilang begitu saja.

Syaifuddin menegaskan bahwa hacking website ini bisa berakibat fatal. Seperti gangguan sistem hingga pencurian informasi sensitif seperti password.

4. PERETASAN SITUS BPJS KESEHATAN

Pada bulan Mei 2021, Kasus hacking di Indonesia dengan insiden kebocoran data juga pernah dialami oleh website Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, yakni bpjs-kesehatan.go.id diduga telah diretas oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Hal ini membuat data 279 juta penduduk Indonesia bocor dan dijual di forum online Raid Forums oleh akun bernama “Kotz”.

Dataset berisi NIK, nomor ponsel, e-mail, alamat, hingga gaji yang dimiliki penduduk indonesia tersebut dijual seharga 0,15 bitcoin, atau setara Rp84,4 juta rupiah. Sebagai antisipasi untuk mencegah kembali penyebaran data yang lebih luas, Kominfo kemudian mengajukan pemutusan akses terhadap tautan untuk mengunduh data pribadi tersebut dan memblokir Raid Forums.

5. SERANGAN DEFACE WEBSITE SEKRETARIAT KABINET RI

Korban kasus serangan hacker di indonesia selanjutnya dialami oleh website Sektretariat kabinet RI yakni setkab.go.id yang terkena serangan deface. Deface website ini memungkinkan seorang hacker untuk bisa mengubah tampilan situs target sasarannya. Diduga, peretasan ini dilakukan untuk sebuah keuntungan ekonomi yakni dengan menjual script backdoor dari website korbannya kepada pihak yang menginginkannya.

Pada awalnya, situs Setkab.go.id diretas sehingga tak bisa diakses oleh publik. Kemudian tampilan website tersbeut berubah menjadi hitam dengan foto demonstran membawa bendera merah putih ddengan sebuah tulisan “Padang Blackhat ll Anon Illusion Team Pwned By Zyy Ft Luthfifake”. Menurut penyelidikan polisi indonesia, peretasan ini terjadi akibat adanya kelemahan sistem keamanan dan kelengahan dari operator.

Setelah melihat kilas balik perjalanan kasus hacking di Indonesia, sekarang kita akan melihat website di luar negeri yang pernah menjadi sasaran empuk cyber crime.

1. GOOGLE CHINA

Pada tahun tahun 2009 silam, Google China yang telah diluncurkan tiga tahun sebelumnya mengalami sebuah serangkaian serangan siber.

Serangan tersebut dinamai dengan Operation Aurora berhasil mencuri intellectual property dari Google. Serangan ini ternyata tidak hanya menyasar Google saja, tetapi ada sebanyak 30 perusahaan besar china lainnya juga mengalami serangan malware.Telah dilaporkan bahwa serangan ini merupakan upaya untuk mendapatkan akses ke akun-akun milik para aktivis publik di China. 

Dalam sebuah postingan di sebuah blog di awal tahun 2010, Google menegaskan bahwa serangan yang telah terjadi tersebut tidak mencapai  tujuannya dan hanya dua akun Gmail yang berhasil diakses oleh hacker tersebut. Itupun hanya sebagian saja yang berhasil diakses.  

Hasil penelusuran memperlihatkan bahwa serangan tersebut berasal dari dua sekolah di China yang ditengarai bermitra dengan kompetitor Google yang berasal dari negeri tirai bambu itu. 

2. HACKER MENCURI UANG TRILIYUNAN DARI BANK DUNIA

Pada awal tahun 2015, sebuah kelompok peretas yang berbasis di rusia berhasil mendapatkan akses untuk mengamankan sebuah informasi dari lebih dari 100 institusi di seluruh dunia.

Sekelompok hacker ini menggunakan malware untuk menyusup ke sistem komputer bank dunia dan mengumpulkan data pribadi yang ada didalamnya, mereka kemudian dapat meniru staf bank online untuk mengotorisasi transfer curang dan bahkan memesan mesin ATM untuk mengeluarkan uang tunai tanpa kartu bank. Telah diperkirakan sekitar 650 juta ( 11 Triliun ) dicuri dari lembaga keuangan secara total keseluruhan ini.

3. NASA DAN DEPARTEMEN PERTAHANAN AS

Pernahkah kalian mendengar seorang anak remaja pernah melakukan peretasan untuk pertama kalinya?

Kasus cyber crime yang sudah lumayan tua dan pernah heboh dimasanya ini terjadi pada tahun 1999 dan dilakukan oleh peretas berusia 15 tahun bernama Jonathan James. James berhasil menembus Pertahanan AS dan memasang backdoor pada server mereka . Hal ini memungkinkan peretas untuk bisa membuat mencegat ribuan email internal dari nama pengguna dan kata sandi untuk berbagai komputer militer. Dengan data-data yang didapatkan tersebut, James dapat mencuri software NASA yang dikabarkan memiliki nilai sekitar 1.7 juta dollar. Karena tindakan tersebut , james ditangkap dan dijatuhi hukuman.

4. PLAYSTATION NETWORK TERKENA HACK

Pada tahun 2011, Playstation network pernah mengalami Serangan, hal ini terungkap saat Sony menemukan beberapa fungsi yang ada di PlayStation Network mengalami gangguan. Walaupun serangan yang berlangsung hanya selama 2 hari, tetapi dampak yang terjadi tersebut membuat layanan online PlayStation selama hampir satu bulan dan 77 juta akun terekspos selama 23 hari.

Bersamaan dengan hal itu, data pada 12.000 kartu kredit dicuri. Akibatnya, Sony dipanggil oleh US House of Representatives dan selanjutnya, Sony dikenai denda sebesar seperempat juta pound oleh British Information Commissioners Office karena dianggap tidak menerapkan security measures yang memadai. Insiden yang berlangsung selama 23 hari ini menimbulkan biaya hingga £140 juta atau sekitar Rp2,8 triliun.

5. SONY PICTURES ENTERTAIMENT

Tepat tiga tahun setelah insiden yang mengalami PlayStation Network, semua mata dunia kembali tertuju pada  Sony di tahun 2014. Kali ini data data rahasia yang ada pada Sony Pictures Entertainment yang diretas oleh hacker tak bertanggung jawab. 

Sebuah kelompok yang menamai diri mereka  ‘Guardians of Peace’ atau penjaga perdamaian yang mengklaim bahwa dirinya ada di balik serangan pada Sony Pictures Entertaiment dan mereka telah memperoleh akses setahun kepada Sony sebelum diketahui publik di tahun 2014.  Data data yang mereka akses oleh para peretas adalah data karyawan SPE dan keluarganya, seperti data e-mail, alamat, dan informasi keuangan.

Data lain yang diambil peretas adalah skrip dari film-film yang akan dirilis SPE dan catatan kesehatan para aktor ternama.

Sony harus menyisihkan dana sebesar US$15 juta untuk menangani insiden ini, tapi tidak mampu menghentikan kebocoran data yang terjadi.  

Film berjudul The Interview harus ditarik dari peredaran setelah mendapat ancaman dari kelompok GOP. 






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penerapan Artificial Intelligence dalam Sektor Pendidikan